Detektor Telur Busuk Karya Siswa Indonesia Curi Perhatian Dunia
Jakarta - Wisnu yang masih sangat muda sebagai pelajar SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah, mampu mencuri perhatian dunia internasional sebagai penemu muda. Temuannya adalah detektor telur busuk yang dilengkapi sensor.
"Idenya dari ibu saya yang suka bikin kue. Lalu di pasar ada orang yang mendeteksi telur busuk, telurnya dibungkus koran dan diterawang," ujar Wisnu di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Minggu (12/5/2013).
Alhasil, Wisnu membuat senter yang dilengkapi sensor cahaya dan kalibrator. Temuannya ini menarik perhatian pengunjung International Exhibition of Young Inventors (IEYI) di Kuala Lumpur, Malaysia, tanggal 9-11 Mei 2013 kemarin.
"Kalau cahaya tembus, dia akan nyala lampu hijau. Kalau gelap, dia akan menyala merah dan berbunyi," ujar Wisnu.
Antusias para pengunjung cukup tinggi atas temuan Wisnu ini. Temuannya juga sampai mendapatkan perhatian dari para penggiat industri yang hendak membeli hak ciptanya.
"Ada yang minta kontak saya, menanyakan alat saya dijual berapa ringgit. Ada juga yang mengatakan kalau bisa alat ini dibuat otomatis," ujar Wisnu.
Ia pun berencana mengembangkan alat serupa yang telah menggunakan karet roda, sehingga telur-telur tersebut secara otomatis berjalan ke arah sensor dan dipisahkan oleh lengan mekanik, antara yang busuk dan yang tidak.
"Tapi kalibrasinya belum selesai, membuat settng gelap terang itu yang susah. Siapa tahu saya ada kesempatan dan waktu luang saya akan kembangkan terus," ujar Wisnu.
Wisnu adalah peserta penemu muda terbaik diantara 64 prototipe dari 13 negara yang ikut dalam ajang ini. Ia mendapatkan medali emas dan piala The Best Inovation, sebagai penghargaan tertinggi di acara tersebut.
"Idenya dari ibu saya yang suka bikin kue. Lalu di pasar ada orang yang mendeteksi telur busuk, telurnya dibungkus koran dan diterawang," ujar Wisnu di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Minggu (12/5/2013).
Alhasil, Wisnu membuat senter yang dilengkapi sensor cahaya dan kalibrator. Temuannya ini menarik perhatian pengunjung International Exhibition of Young Inventors (IEYI) di Kuala Lumpur, Malaysia, tanggal 9-11 Mei 2013 kemarin.
"Kalau cahaya tembus, dia akan nyala lampu hijau. Kalau gelap, dia akan menyala merah dan berbunyi," ujar Wisnu.
Antusias para pengunjung cukup tinggi atas temuan Wisnu ini. Temuannya juga sampai mendapatkan perhatian dari para penggiat industri yang hendak membeli hak ciptanya.
"Ada yang minta kontak saya, menanyakan alat saya dijual berapa ringgit. Ada juga yang mengatakan kalau bisa alat ini dibuat otomatis," ujar Wisnu.
Ia pun berencana mengembangkan alat serupa yang telah menggunakan karet roda, sehingga telur-telur tersebut secara otomatis berjalan ke arah sensor dan dipisahkan oleh lengan mekanik, antara yang busuk dan yang tidak.
"Tapi kalibrasinya belum selesai, membuat settng gelap terang itu yang susah. Siapa tahu saya ada kesempatan dan waktu luang saya akan kembangkan terus," ujar Wisnu.
Wisnu adalah peserta penemu muda terbaik diantara 64 prototipe dari 13 negara yang ikut dalam ajang ini. Ia mendapatkan medali emas dan piala The Best Inovation, sebagai penghargaan tertinggi di acara tersebut.
detik