Jakarta -Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Ken Dwijugiasteadi hari ini mensosialisasikan tax amnesty di hadapan para pengusaha di Tanah Abang dan tenant Senayan City. Ia mengungkapkan, bagi peserta yang mau bertanya soal tax amnesty bisa bertanya langsung padanya lewat telepon.
Layanan telepon ini menggunakan nomor pribadi yang bisa di telepon selama 24 jam. Sambil bercanda dia membandingkan layanan call center Pajak 1500200 yang tersedia di waktu kerja dengan nomor pribadi yang terbuka 24 jam.
"Kalau bapak ibu ingin tahu bagaimana tax amnesty, whatsapp saya dicatat ya, 081310503747 saya sendiri yang pegang. 24 jam Saya akan layani, kalau saya nggak tidur," ujar Ken sambil tertawa, di Senayan City, Jl Asia Afrika, Jakarta Pusat, Kamis (11/8/2016).
"Kemarin ada yang tanya saya menelpon dari Surabaya. Saya janda, tapi saya punya POM bensin dua, suami saya sudah meninggal, NPWP nya sudah di hapus, boleh nggak punya NPWP saja. Mau ikut tax amnesty? boleh. Call center terbatas cuma sampai jam 16.00 WIB kalau yang biasa, kalau saya sampai jam 4 pagi," imbuhnya.
Ia mendorong sekitar 1.500 orang yang hadir untuk ikut tax amnesty. Beberapa wajib pajak yang belum melaporkan hartanya didorong untuk melapor karena bisa dipidana jika ditemukan pelanggaran.
"Soal tax amnesty ini sekarang yang penting Bapak Ibu ikut saja, bukan berarti orang minta ampun aduh karena saya nggak isi SPT dengan benar misalnya karena yang penting benar dan jelas. Kan nggak ada syarat jujur, bohong boleh, tapi kalau ketahuan ya diperiksa itu konsekuensinya. Itu di UU, bukan kata saya," ujar Ken.
Menurut Ken, tujuan tax amnesty adalah penerimaan negara sehingga uang tebusan bisa masuk ke kas negara. Para wajib pajak juga akan dirahasiakan dan dijaga keamanan datanya, pemerintah tidak akan membocorkan.
"Maka Pemerintah usulkan UU tax amnesty ini, tujuannya regulasi dan budgeter. Budgeter, bapak ibu bayar uang tebusan. Regulasinya, bapak ibu declare kas dan non kas. Tujuan utamanya ke penerimaan negara, jadi DJP nggak berburu di kebun binatang, kami nggak pernah berburu di kebun binatang ya kami di mall karena subjek objeknya di mall-mall ini," ujar Ken.
"Mengenai keamanan data, ini kan ada nama atau segala dia akan diganti dengan barcode. Jadi nggak tau ini hartanya siapa, ini dibayarnya berapa nggak atau , tanda terimanya juga seperti ini," kata Ken.
(hns/hns)
detikcom