Sabtu, 05 Desember 2015

Akankah Kesaksian Novanto Nanti Bisa Didengarkan Rakyat Secara Langsung?



Jakarta - Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang tengah mengusut kasus 'Papa Minta Saham' akan memanggil Ketua DPR Setya Novanto pada Senin (7/12) besok. Akankah Novanto hadir dan sidangnya berlangsung secara terbuka?

MKD sudah dua kali melakukan sidang terhadap kasus yang diadukan oleh Menteri ESDM Sudirman Said. Pertama mendengarkan keterangan dari Sudirman Said sebagai pengadu pada Kamis (3/12), dan mendengarkan keterangan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin pada Jumat (4/11).

Di sidang pertama, untuk pertama kali rekaman percakapan Ketua DPR Setya Novanto, pengusaha Muhammad Reza Chalid dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin diperdengarkan secara terbuka ke publik. Sidang ini pun banyak mendapat apresiasi, meski perjalanan sidangnya sendiri banyak yang mengkritik 'ulah' para anggota MKD yang terkesan mengaburkan opini publik.

Di sidang kedua, Maroef Sjamsuddin yang dimintai keterangannya oleh MKD. Sjamsoeddin merupakan orang yang merekam pembicaraan itu dan kemudian melaporkan ke Menteri ESDM. Di persidangan yang juga dilakukan secara terbuka ini rekaman yang berdurasi sekitar 1,5 jam itu kembali diperdengarkan. Lagi-lagi persidangan terbuka ini pun mendapat tanggapan positif, namun para anggota MKD masih dinilai belum profesional dalam menyidang. 

"Jadi persidangan itu walalupun masih ada halangan-halangan oleh para pendukung Novanto, memang fakta dan saksi, dan bukti serta keterangan langsung itu kuat membuktikan Novanto melanggar etika," kata pengamat politik lulusan UI, Arbi Sanit saat berbincang dengan detikcom, Minggu (6/12/2015). 

Arbi pun menilai, kesaksisan Novanto besok akan sangat penting untuk kasus ini. Dia berharap keterangannya bisa didengarkan rakyat secara langsung.

"Kalau semua keterangan saksi terbuka, maka tertuduh pun (Novanto) harus terbuka juga. Kita berharap betul pada MKD bisa melkaukan persidangan ini secara terbuka dan didengarkan rakyat," kata Arbi yang juga sebagai dosen di UI dan Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka.


(jor/yds)

detikcom

0 komentar:

Posting Komentar