Robert Edwards, 'Bapak Pelopor Bayi Tabung' Tutup Usia
Robert G Edward (Foto: Reuters)
Jakarta, Robert G Edward, 'bapak bayi tabung' penemu teknologi in vitro fertilization (IVF) yang telah membantu jutaan pasangan infertil di seluruh untuk bisa memiliki anak, meninggal dunia kemarin, 10 April 2013 di usia 87 tahun.
Bersama dengan rekannya Patrick Steptoe, peraih Nobel Kedokteran 2010 ini telah mempelopori teknik yang kini dikenal dengan in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung sejak tahun 1950-an.
Dari temuannya, lahirlah bayi tabung pertama di dunia, Louise Brown, pada 25 Juli 1978. Selama bertahun-tahun Brown masih berhubungan akrab dengan 'bapaknya', bahkan menghadiri pernikahannya dengan Wesley Mullinder. Pada tahun 2006, Brown pun melahirkan anaknya Cameron, yang dikandung secara alami.
Dan sejak kelahiran Brown, lebih dari 5 juta bayi lahir dari teknologi bayi tabung. Namun kini 'bapak bayi tabung' itu telah tutup usia.
"Benar-benar sedih mendengar berita ini. Saya selalu menganggap Robert Edwards sebagai kakek saya," ujar Louise Brown, seperti dilansir Daily Mail,Kamis (11/4/2013).
Robert Edward meninggal karena sakit yang telah lama dideritanya. Dia meninggalkan istrinya Ruth, dengan lima anak perempuan dan 12 orang cucu.
Biografi Robert G Edwards
Robert G Edwards adalah ilmuwan Inggris yang merintis teknologi bayi tabung. Inovasi tersebut telah mewujudkan impian ribuan pasangan tidak subur untuk mendapatkan keturunan.
Edwards lahir dengan nama Robert Geoffrey Edwards pada September 1925. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah di Manchester Central High School, ia melanjutkan studinya ke University College of North Wales (UCNW) di Bangor.
Setelah lulus dengan gelar D.Sc pada tahun 1962, ia sempat bekerja di California institute of Technology. Kurang lebih setahun kemudian, ia memimpin National Institute for Medical Research di London dengan masa jabatan selama 5 tahun.
Selesai masa tugas, ia melanjutkan pendidikan di Institute of Animal Genetics, University of Edinburgh hingga meraih gelar Ph.D pada tahun 1955. Ketika itu, ia mulai merintis teknologi pembuahan di luar tubuh dengan obyek penelitian masih berupa tikus.
Tahun 1963, ia masuk ke Cambridge University dan bertemu dengan mentornya, Patrick Steptoe. Bersama Steptoe, Edwards mengembangkan teknologi bayi tabung yang kini dikenal dengan in vitro fertilization (IVF) dan menghasilkan bayi pertamanya yang lahir 25 Juli 1978 dan diberi nama Louise Brown.
Menyusul kesuksesan tersebut, Edward mendirikan klinik bayi tabung pertama di Bourn Hall, Cambridge pada tahun 1980. Di tahun yang sama, lahirlah bayi tabung pertama di Amerika.
Sejak saat itu perkembangan bayi tabung makin pesat. Pada tahun 1990, teknologi IVF tercatat menghasilkan 4.000 bayi di seluruh Amerika Serikat dan terus melejit hingga mencapai 28.500 bayi pada tahun 1998.
Tahun 2001, Edwards mendapat penghargaan atas teknologi IVF yang dikembangkannya. Penghargaan yang diberikan oleh Lasker Foundation itu adalah Albert Lasker Clinical Medical Research Award.
Tahun 2010, tepatnya 4 Oktober 2010, ia kembali meraih Nobel Kedokteran. Selain penghargaan nobel, peneliti dari University of Cambridge itu akan mendapat hadiah 10 juta crown Swedia atau US$ 1,5 juta atau sekitar Rp 13,4 miliar.
Bersama dengan rekannya Patrick Steptoe, peraih Nobel Kedokteran 2010 ini telah mempelopori teknik yang kini dikenal dengan in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung sejak tahun 1950-an.
Dari temuannya, lahirlah bayi tabung pertama di dunia, Louise Brown, pada 25 Juli 1978. Selama bertahun-tahun Brown masih berhubungan akrab dengan 'bapaknya', bahkan menghadiri pernikahannya dengan Wesley Mullinder. Pada tahun 2006, Brown pun melahirkan anaknya Cameron, yang dikandung secara alami.
Dan sejak kelahiran Brown, lebih dari 5 juta bayi lahir dari teknologi bayi tabung. Namun kini 'bapak bayi tabung' itu telah tutup usia.
"Benar-benar sedih mendengar berita ini. Saya selalu menganggap Robert Edwards sebagai kakek saya," ujar Louise Brown, seperti dilansir Daily Mail,Kamis (11/4/2013).
Robert Edward meninggal karena sakit yang telah lama dideritanya. Dia meninggalkan istrinya Ruth, dengan lima anak perempuan dan 12 orang cucu.
Biografi Robert G Edwards
Robert G Edwards adalah ilmuwan Inggris yang merintis teknologi bayi tabung. Inovasi tersebut telah mewujudkan impian ribuan pasangan tidak subur untuk mendapatkan keturunan.
Edwards lahir dengan nama Robert Geoffrey Edwards pada September 1925. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah di Manchester Central High School, ia melanjutkan studinya ke University College of North Wales (UCNW) di Bangor.
Setelah lulus dengan gelar D.Sc pada tahun 1962, ia sempat bekerja di California institute of Technology. Kurang lebih setahun kemudian, ia memimpin National Institute for Medical Research di London dengan masa jabatan selama 5 tahun.
Selesai masa tugas, ia melanjutkan pendidikan di Institute of Animal Genetics, University of Edinburgh hingga meraih gelar Ph.D pada tahun 1955. Ketika itu, ia mulai merintis teknologi pembuahan di luar tubuh dengan obyek penelitian masih berupa tikus.
Tahun 1963, ia masuk ke Cambridge University dan bertemu dengan mentornya, Patrick Steptoe. Bersama Steptoe, Edwards mengembangkan teknologi bayi tabung yang kini dikenal dengan in vitro fertilization (IVF) dan menghasilkan bayi pertamanya yang lahir 25 Juli 1978 dan diberi nama Louise Brown.
Menyusul kesuksesan tersebut, Edward mendirikan klinik bayi tabung pertama di Bourn Hall, Cambridge pada tahun 1980. Di tahun yang sama, lahirlah bayi tabung pertama di Amerika.
Sejak saat itu perkembangan bayi tabung makin pesat. Pada tahun 1990, teknologi IVF tercatat menghasilkan 4.000 bayi di seluruh Amerika Serikat dan terus melejit hingga mencapai 28.500 bayi pada tahun 1998.
Tahun 2001, Edwards mendapat penghargaan atas teknologi IVF yang dikembangkannya. Penghargaan yang diberikan oleh Lasker Foundation itu adalah Albert Lasker Clinical Medical Research Award.
Tahun 2010, tepatnya 4 Oktober 2010, ia kembali meraih Nobel Kedokteran. Selain penghargaan nobel, peneliti dari University of Cambridge itu akan mendapat hadiah 10 juta crown Swedia atau US$ 1,5 juta atau sekitar Rp 13,4 miliar.
detik.com
0 komentar:
Posting Komentar