JAKARTA – Pertamina resmi menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis baru dengan research octane number (RON) 90, yakni pertalite, di ratusan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Pertalite dijual dengan harga promo Rp8.400 per liter.
Dari kadar oktan dan harga, pertalite diposisikan di antara premium, pertamax, dan pertamax plus. Untuk mengingatkan kembali perbedaan empat jenis bahan bakar tersebut, berikut ulasan mengenai karakteristik beberapa jenis BBM yang dipasarkan di Indonesia berdasarkan data yang dihimpun Litbang Okezone.
Premium
Premium atau biasa disebut bensin merupakan BBM jenis distilat yang memiliki warna kekuningan yang jernih. Premium mengandung RON 88, paling rendah di antara tiga jenis BBM kendaraan bermotor yang dipasarkan di Indonesia.
Sebagai BBM dengan nilai oktan paling rendah, premium mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:
1. Dari aspek teknologi, penggunaan premium dalam mesin berkompresi tinggi akan menyebabkan knocking. Premium di dalam mesin kendaraan akan terbakar dan meledak tidak sesuai gerakan piston. Knocking menyebabkan tenaga mesin berkurang sehingga terjadi pemborosan atau inefisiensi.
2. Dari aspek keuangan, knocking berkepanjangan mengakibatkan kerusakan pada piston sehingga komponen tersebut lebih cepat diganti.
3. Menggunakan tambahan pewarna.
4. Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah besar.
5. Produksi premium lebih banyak komponen lokal.
Pertamax
Pertamax merupakan BBM yang dibuat menggunakan tambahan zat aditif. Sekadar diketahui, pertamax pertama kali diluncurkan pada 1999 sebagai pengganti premix 98 karena unsur MTBE yang berbahaya bagi lingkungan.
Pertamax sangat disarankan digunakan pada kendaraan bermotor yang diproduksi setelah 1990, terutama kendaraan yang menggunakan teknologi electronic fuel injection (EFI) dan catalytic converters (pengubah katalitik). Pertamax dijual di pasaran dengan harga lebih tinggi dibandingkan premium.
Sebagai BBM yang dijual dengan harga pasaran lebih tinggi dari premium, pertamax memiliki beberapa keunggulan, yakni:
1. Bebas timbal.
2. Nilai atau kadar RON 92, lebih tinggi dari premium.
3. Pertamax dapat menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi sehingga dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston. Hasilnya, tenaga mesin yang menggunakan pertamax lebih maksimal.
4. Ditujukan untuk kendaraan yang menggunakan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal.
5. Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit dibanding premium.
Pertamax Plus
Pertamax plus merupakan jenis BBM yang telah memenuhi standar performa International World Wide Fuel Charter (IWWFC). Pertamax plus biasanya digunakan pada kendaraan yang memiliki rasio kompresi minimal 10,5, serta menggunakan teknologi electronic fuel injection (EFI), variable valve timing intelligent (VVTI), VTI, turbochargers, dan catalytic converters.
Beberapa keunggulan BBM jenis pertamax plus, yaitu:
1. Bebas timbal.
2. RON 95, lebih tinggi dari pertamax.
3. Pertamax plus bisa menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi sehingga dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston. Penggunaan BBM lebih optimal dibanding premium dan pertamax.
4. Bisa membersihkan timbunan deposit pada fuel injector, inlet valve, dan ruang bakar yang dapat menurunkan performa mesin kendaraan, serta mampu melarutkan air di dalam tangki mobil sehingga dapat mencegah karat dan korosi pada saluran dan tangki bahan bakar.
5. BBM ini ditujukan untuk kendaraan berteknologi tinggi dan ramah lingkungan.
6. Toluene sebagai peningkat oktannya.
7. Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit dibanding BBM lain.
Pertalite
Pertalite merupakan BBM baru yang diluncurkan Pertamina di akhir Juli untuk memenuhi Surat Keputusan Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 313 Tahun 2013 tentang Spesifikasi BBM RON 90. Dari sisi teknologi, sebenarnya kendaraan roda empat di Indonesia rata-rata bisa mengonsumsi BBM RON 90-92.
Beberapa keunggulan pertalite versi Pertamina adalah:
1. Lebih bersih ketimbang premium karena memiliki RON di atas 88.
2. Dibanderol dengan harga lebih murah dari pertamax.
3. Memiliki warna hijau dengan penampilan visual jernih dan terang.
4. Tidak ada kandungan timbal serta memiliki kandungan sulfur maksimal 0,05 persen m/m atau setara dengan 500 ppm.
okezone