Kamis, 07 April 2016
Fahri Hamzah Melawan PKS, Apa Ujungnya?
Jakarta - Fahri Hamzah melawan pemecatannya dari PKS lewat jalur hukum. Seperti apakah ujung perlawanan loyalis eks Presiden PKS Anis Matta ini?
Fahri Hamzah memang menegaskan perlawanan lewat jalur hukum. Bahkan meski PKS telah menunjuk Ledia Hanifa menjadi wakil ketua DPR penggantinya, Fahri tetap merasa posisinya tidak bisa digantikan untuk saat ini. Kini banyak pihak bertanya-tanya sekuat apa perlawanan Fahri melawan DPP PKS?
Chief Executive Officer (CEO) Cyrus Network Hasan Nasbi mencatat Fahri Hamzah bukanlah elite PKS pertama yang menentang keputusan partai. Pada tahun 2010 silam kasus serupa pernah terjadi pada seorang mantan anggota Majelis Syuro PKS Yusuf Supendi.
Yusuf Supendi yang merupakan salah satu pendiri Partai Keadilan dan sempat menjadi anggota DPR dari FPKS periode 2004-2009 ini dituduh mengganggu istri orang. Tudingan itu tak pernah terbukti, namun Yusuf Supendi tetap saja dipecat dari semua jenjang kepartaian PKS. Senior PKS yang pernah menjabat Dewan Syariah PKS periode 2000-2005 ini pun melawan lewat jalur hukum, namun perlawanan Yusuf Supendi kandas.
"Di PKS bukan terjadi hanya hari ini saja. Ini jadi isu besar karena kebetulan Fahri Hamzah memang public figure. Misalnya dulu ada Ustadz Yusuf Supendi yang dipecat oleh gengnya Fahri Hamzah, kemudian beliau melawan menggugat tetapi kalah," kata Hasan kepada wartawan, Kamis (7/4/2016).
Hasan Nasbi memprediksi gugatan Fahri Hamzah akan berakhir serupa. Kalaupun Fahri menang, imbuh Hasan, internal PKS yang berkuasa saat ini juga tak menerimanya.
"Walaupun Fahri Hamzah menggugat, kemungkinan juga akan kalah. Kalaupun menang nggak ada artinya karena di partai sudah hilang. Yang punya kewenangan di partai kan bukan teman-teman Fahri Hamzah lagi. Kalau dia menang malahan jadi aneh," kata Hasan.
Namun, Hasan menduga eskalasi politik soal perlawanan Fahri ini akan terus dipanaskan. Apalagi ada isu santer Fahri mau maju Pilgub NTB.
"Agar Fahri Hamzah dikenal publik lebih luas. Siapa tahu terbuka kesempatan Fahri yang dikenal dipecat PKS kemudian terzalimi maju Pilgub NTB. Jadi kemungkinan dijaga tetap panas selama beberapa minggu untuk popularitas dan dukungan," katanya.
"Fahri ini sebenarnya orang yang cukup mengakar di daerah pemilihannya. Dia bisa maju lewat independen atau parpol. Kalau partai mungkin Gerindra dan Golkar sangat dekat dengan Fahri," ujar Hasan menganalisa.
(van/nrl)
detikcom
0 komentar:
Posting Komentar