Lacak Pengikut Sultan Sulu
Pemerintah Malaysia Minta Penduduk Sabah Jadi 'Telinga & Mata' Militer
Jakarta - Militer dan polisi Malaysia masih berupaya melacak pengikut Sultan Sulu yang bersembunyi di pedalaman Sabah. Untuk memudahkan pencarian pemerintah Malaysia meminta penduduk setempat menginformasikan keberadaan para militan itu.
"Tanggung jawab untuk menjaga negara tidak hanya ada pada kami pasukan keamanan semata. Para pemimpin di akar rumput sana juga memiliki peran besar sebagai mata dan telinga bagi pasukan keamanan kami," ujar Menteri Pedesaan dan Pembangunan Daerah Datuk Shafie Apdal seperti dilansir News Strait Times, Minggu (10/3/2013).
Shadie Apdal mengatakan hal itu di depan para kepala desa yang ada di kawasan Sabah. Dia lantas mencontohkan, inisiatif dari para pemimpin di desa Semporna yang membantu pasukan keamanan untuk mencegat penyusup bersenjata dalam baku tembak pada 2 Maret lalu.
Malaysia sudah dua kali melakukan serangan udara untuk menggempur para pengikut Sultan Sulu. Namun ternyata, serangan terus-menerus tersebut tidak mampu melumpuhkan kelompok bersenjata yang masih terus bertahan di Sabah. Kendati demikian, diperkirakan para pengikut Sultan Sulu tersebut mulai menghadapi sejumlah kesulitan dalam persembunyiannya.
Kepala Kepolisian Malaysia, Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Ismail Omar menyebut para pengikut Sultan Sulu masih enggan menyerah meskipun sang Sultan Sulu Jamalul Kiram III sendiri telah mengklaim bahwa 'pasukannya' menginginkan perdamaian.
Sekitar 200 orang pengikut Sultan Sulu tiba di Sabah pada 9 Februari lalu untuk mengklaim daerah itu sebagai milik leluhur mereka berdasarkan dokumen-dokumen sejarah. Hingga saat ini mereka masih bergerilya di wilayah tersebut dan operasi pengejaran pun terus dilakukan otoritas Malaysia untuk menangkap mereka.
Bentrokan ini telah menewaskan 60 orang, yang terdiri atas 52 anggota kelompok bersenjata dan 8 personel Kepolisian Malaysia.
"Tanggung jawab untuk menjaga negara tidak hanya ada pada kami pasukan keamanan semata. Para pemimpin di akar rumput sana juga memiliki peran besar sebagai mata dan telinga bagi pasukan keamanan kami," ujar Menteri Pedesaan dan Pembangunan Daerah Datuk Shafie Apdal seperti dilansir News Strait Times, Minggu (10/3/2013).
Shadie Apdal mengatakan hal itu di depan para kepala desa yang ada di kawasan Sabah. Dia lantas mencontohkan, inisiatif dari para pemimpin di desa Semporna yang membantu pasukan keamanan untuk mencegat penyusup bersenjata dalam baku tembak pada 2 Maret lalu.
Malaysia sudah dua kali melakukan serangan udara untuk menggempur para pengikut Sultan Sulu. Namun ternyata, serangan terus-menerus tersebut tidak mampu melumpuhkan kelompok bersenjata yang masih terus bertahan di Sabah. Kendati demikian, diperkirakan para pengikut Sultan Sulu tersebut mulai menghadapi sejumlah kesulitan dalam persembunyiannya.
Kepala Kepolisian Malaysia, Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Ismail Omar menyebut para pengikut Sultan Sulu masih enggan menyerah meskipun sang Sultan Sulu Jamalul Kiram III sendiri telah mengklaim bahwa 'pasukannya' menginginkan perdamaian.
Sekitar 200 orang pengikut Sultan Sulu tiba di Sabah pada 9 Februari lalu untuk mengklaim daerah itu sebagai milik leluhur mereka berdasarkan dokumen-dokumen sejarah. Hingga saat ini mereka masih bergerilya di wilayah tersebut dan operasi pengejaran pun terus dilakukan otoritas Malaysia untuk menangkap mereka.
Bentrokan ini telah menewaskan 60 orang, yang terdiri atas 52 anggota kelompok bersenjata dan 8 personel Kepolisian Malaysia.
detik.com
0 komentar:
Posting Komentar