Senin, 02 November 2015

Bantah Rekayasa, Penerjemah Beberkan Fakta Dialog Jokowi dan Suku Anak Dalam


Jakarta - Foto kunjungan Presiden Jokowi dengan Suku Anak Dalam ramai di media sosial dengan memutarbalikkan kronologinya. Dalam foto yang tersebar, disebut bahwa ada briefing dengan sejumlah orang sebelum pengambilan gambar yang bertelanjang dada. Sebenarnya, siapa saja mereka?

Pada foto yang disebarkan di media sosial tampak yang pertama adalah dialog berlatar rumah dari kayu. Mereka berpakaian lengkap.

Kemudian foto di bawahnya berlatar kebun sawit dan bertelanjang dada. Oleh netizen tak bertanggung jawab, orang-orang pada gambar itu disebut sama dan hanya rekayasa semata.

"Jadi begini, mengapa ada yang pakai baju dan tidak itu karena mereka berbeda kelompoknya. Jadi di Suku Anak Dalam itu terbagi namanya Tumenggung-tumenggung, di bawah tumenggung ada kelompok-kelompok. Nah, yang pakai baju itu para tumenggung yang memang tinggal di rumah singgah," ujar penerjemah bahasa Suku Anak Dalam yang juga anggota Babinsa, Kopka Husni Thamrin, saat berbincang dengan detikcom, Senin (2/11/2015).

Foto: Kantor Staf Kepresidenan


Pada foto yang disebar media sosial terdapat wajah-wajah yang dilingkari. Pada foto yang bertelanjang dada, Thamrin menyebut mereka adalah para kepala keluarga dari kelompok Meriau (nama kepala kelompok, -red).

Pada wajah yang dilingkari biru bernama Ngelawang yang juga adik kandung Meriau, lingkaran hijau bernama Nyerak, lingkaran kuning adalah Meriau, lingkaran putih yakni Genab, dan lingkaran merah adalah Thamrin sang penerjemah.

Baca juga: Berikut Kronologi Pertemuan Presiden Jokowi dengan Suku Anak Dalam

Peristiwa di kebun sawit itu dilakukan terlebih dahulu. Selanjutnya baru menuju rumah singgah yang dibangun Kemensos. Orang-orang yang ada di rumah singgah berbeda dengan di kebun sawit. Mereka juga berpakaian lengkap.

Foto: Kantor Staf Kepresidenan


Wajah yang dilingkari biru adalah Bejalo, lingkaran hijau adalah Prabung, lingkaran kuning Tumenggung Tarib, lingkaran putih Tumenggung Grib, dan yang merah tetap Thamrin.

"Para Tumenggung memang tinggal di rumah singgah karena sudah punya ladang dan kebun. Jadi tidak perlu kembali ke hutan untuk berburu," ungkap Thamrin.

Suku Anak Dalam di sekitar Bukit Dua Belas, terdiri dari 5 Tumenggung, yakni Tumenggung Grib, Tumenggung Pepayung, Tumenggung Tarib/ Jailani, Tumenggung Betaring, Tumenggung Helmi. Tiap Tumenggung terdiri dari 2-5 Kelompok (bervariasi) dan memiliki lokasi yang berbeda-beda.

Penjelasan Lingkaran warna di kebun sawit : 

Biru : Ngelawang (anggota kelompok) 
Hijau : Nyerak (anggt kelompok)
Kuning : Meriau (ketua kelompok)
Putih : Genab (anggt kelompok)
Merah : penerjemah kopka Husni Thamrin

Penjelasan Lingkaran warna di rumah singgah : 
Biru : Bejalo ( penghuni rumah bantuan mensos)
Hijau : Prabung ( penghuni rumah bantuan mensos)
Kuning : Tumenggung Tarib
Putih : Tumenggung Grip (Penghuni rumah bantuan Mensos)
Merah : penerjemah kopka Husni Thamrin 
(bpn/mad)

detik

0 komentar:

Posting Komentar