Senin, 16 Mei 2016
Kisah Gunung Sourabaya di Samudera Atlantik
South Georgia & South Sandwich Islands - Jauh di Samudera Atlantik ada pulau kecil namanya Bristol. Di sinilah, Gunung Sourabaya baru saja meletus. Yang jadi pertanyaan, mengapa nama gunungnya mirip seperti nama kota di Jawa Timur?
Dalam situs resmi NASA, earthobservatory.nasa.gov yang ditengok detikTravel, Senin (16/5/2016) Gunung Sourabaya baru saja meletus pada rentang waktu akhir bulan April dan awal bulan Mei 2016 tepatnya tanggal 24 April dan 1 Mei. Gunung itu pun tercatat, meletus kembali setalah 60 tahun.
Gunung Sourabaya mengeluarkan asap yang membumbung tinggi dan terlihat jelas melalui satelit. Tidak ada seorang pun yang mengetahui letusan Gunung Sourabaya, sebab lokasinya sangat terpencil di Samudera Atlantik dan dekat dengan Antartika atau Kutub Selatan. Ditambah, tidak ada seorang pun yang tinggal di sana.
Letusan Gunung Sourabaya dilihat melalui satelit NASA (earthobservatory.nasa.gov)
Sejarah South Georgia & South Sandwich Islands, Tempat Gunung Sourabaya
Yang bikin penasaran, tentu saja nama gunung tersebut. Nama gunungnya Sourabaya, yang mirip seperti nama Surabaya, ibukota Provinsi Jawa Timur di Indonesia. Apakah ada hubungan atau sejarah terkait kedua tempat itu? detikTravel pun melakukan berbagai penelusuran.
Gunung Sourabaya ini lokasinya di Pulau Bristol, yang masuk dalam wilayah South Georgia & South Sandwich Islands. Dalam situs resmi South Georgia & South Sandwich Islands (www.gov.gs), wilayah tersebut masih merupakan bagian dari British Overseas Territory, alias kekuasannya Kerajaan Inggris. Total luasnya mencapai 3.755 km persegi dengan setengah wilayahnya tertutup es.
Jika dilihat dari Google Maps, South Georgia & South Sandwich Islands merupakan kepulauan yang terpisah. South Georgia ukurannya lebih besar, sedangkan South Sandwich Islands hanya berupa pulau-pulau kecil. Untuk Pulau Bristol (tempatnya Gunung Sourabaya), adanya di bagian paling selatan South Sandwich Islands yang mana lebih dekat ke Kutub Selatan.
Yang berwarna merah adalah Pulau Bristol di South Sandwich Islands dan atasnya adalah South Georgia, sebelah kiri adalah benua Amerika Latin (Google Maps)
Negara terdekat dari South Georgia & South Sandwich Islands ternyata adalah Argentina. Itu pun, jaraknya sekitar 2.776 kilometer sebelah tenggara Buenos Aires, ibukota negara Argentina. Hanya kapal laut saja, satu-satunya tranpsortasi yang dapat menuju ke South Georgia & South Sandwich Islands.
Sejarah mencatat, penemu South Georgia & South Sandwich Islands pertama kali adalah Antoine de la Roche pada tahun 1675. Dia merupakan seorang pelaut asal London, Inggris yang menghabiskan waktu selama 14 hari berlabuh di sana saat berlayar untuk tujuan berdagang. Begitu kembali ke negaranya, dia pun melaporkan kepada pemerintah Inggris terkait kepulauan besar yang dia singgahi di Samudera Atlantik itu.
Lanskap alam di South Georgia & South Sandwich Islands (www.gov.gs)
Setelah itu, giliran penjelajah James Cook berlayar mengarungi Samudera Atlantik hingga sampai di South Georgia & South Sandwich Islands pada tahun 1775. Kemudian di tahun 1908, pemerintah Inggris mematenkan kepulauan tersebut sebagai wilayah kekuasannya, meski pada mulanya sempat menjadi sengketa dan dipermasalahkan oleh pemerintah Argentina.
Hingga kini, hanya beberapa peneliti saja yang menetap di South Georgia & South Sandwich Islands. Kebanyakan adalah para peneliti satwa, untuk meneliti penguin, anjing laut, aneka jenis burung dan paus.
Sejarah Gunung Sourabaya
Gunung Sourabaya merupakan tipe stratovolcano, sekaligus titik tertinggi di Pulau Bristol dengan ketinggian 1.100 mdpl. NASA menyebut, gunung ini adalah gunung berapi yang tak pernah diteliliti manusia!
Lantas, bagaimana sejarahnya gunung ini dinamakan Sourabaya? R. K. Headland, seorang peneliti dari University of Cambridge pernah menerbitkan buku 'Chronological List of Antarctic Expeditions and Related Historical Events' di tahun 1989. Buku yang menjelaskan tentang sejarah penemuan Kutub Selatan dan pulau-pulau kecil di seklilingnya, termasuk Pulau Bristol.
Dalam bukunya tertulis, pada tanggal 31 Desmber 1935, dilaporkan terjadi erupsi dan letusan gunung di South Sandwich Islands oleh kapal-kapal laut kepunyaan Christian Salvesen, salah satunya pemburu paus SS Sourabaya yang berjenis kapal uap.
Sebelah kanan adalah SS Sourabaya (Ansgar Theodor Larsen/Vestfold Fylkesmuseum Digitalt)
Diketahui, dua kapal tersebut milik Inggris yang berlayar ke Kutub Selatan demi mencari paus. Asal tahu saja, sejak tahun 1904 negara-negara di dunia berlomba-lomba untuk berburu paus di kawasan kutub. Sepanjang abad ke-20, South Georgia & South Sandwich Islands adalah 'surga' untuk beburu paus hingga akhirnya di tahun 1960, pemerintah Inggris menghentikan perburuan paus di sana.
Dari informasi pada situs wrecksite.eu, SS Sourabaya dibuat pada tahun 1915. Awalnya merupakan kapal kargo Carmarthenshire SS, namun kemudian berubah nama menjadi SS Sourabaya di tahun 1929 dan berganti fungsi juga sebagai kapal pemburu paus.
Paus di South Georgia & South Sandwich Islands (www.gov.gs)
Masalahnya, tidak dijelaskan dengan detil mengapa akhirnya menggunakan pemakaian nama Sourabaya. Dari penelusuran situs wrecksite.eu dan referensi situs-situs lain di internet, tidak ada yang mengkaitkan kapal SS Sourabaya dengan Kota Surabaya atau Indonesia. Apakah ada bahan-bahan kapalnya yang diambil dari Surabaya? Ini yang masih jadi misteri!
Yang pasti setelah kapal SS Sourabaya melaporkan ada gunung yang meletus di Pulau Bristol, pemerintah Inggris langsung menamakan gunung yang meletus itu dengan nama Gunung Sourabaya. Setelah itu, Gunung Sourabaya pernah kembali meletus di tahun 1956 dan terakhir di tahun 2016 ini. Pada tahun 1956, yang melihat gunung ini meletus adalah para peneliti dari Argentina yang sedang berada di Pulau Thule, tetangganya Pulau Bristol.
Sedikit cerita SS Sourabaya, kapal ini tenggelam akibat dihajar torpedo oleh kapal selam Jerman U-436 pada masa Perang Dunia II di tanggal 27 Oktober 1942. Kala itu, SS Sourabaya sedang berlayar dari New York ke Liverpool. Hanya 77 yang selamat dari total 158 awak kapalnya.
South Georgia & South Sandwich Islands pun menerima kunjungan turis, dengan syarat satu-satunya cara berkunjung pakai kapal pesiar atau yacht. Selain itu, kunjungan ke sana harus mendapat izin dari International Association of Antarctica Tour Operators (IAATO) dengan mendaftar terlebih dulu di situsnya.
Kepulauan South Georgia & South Sandwich Islands hanya dihuni satwa seperti penguin (www.gov.gs)
Tidak terdapat hotel, restoran atau akomodasi lain di South Georgia & South Sandwich Islands. Turis diizinkan untuk menapakan kaki di pulau-pulaunya, hanya saja dilarang untuk bermalam. Kalau mau bermalam, harus dengan izin yang berbeda.
Di South Georgia & South Sandwich Islands, turis dapat melihat jejeran gunung es, satwa-satwa liar seperti penguin dan paus-paus yang sering menampakan diri di permukaan air. Termasuk, barangkali tertarik melihat Gunung Sourabaya dengan mata kepala sendiri.
Kapal pesiar, satu-satunya cara pergi mengunjungi South Georgia & South Sandwich Islands (www.gov.gs)
(aff/aff)
detik
0 komentar:
Posting Komentar