Jumat, 29 Januari 2016

Jokowi Segera Putuskan Indonesia Akan Gabung TPP atau Tidak


Jakarta - Presiden Joko Widodo mengaku telah menyampaikan kepada Presiden Amerika Barrack Obama bahwa Indonesia bermaksud akan bergabung dengan Trans Pacific Partnership (TPP). Sambil meminta kalkulasi dari akademisi, Jokowi akan segera mengambil keputusan akan hal ini.

"Nah, ini tugas perguruan tinggi. Bapak dan ibu rektor, dikalkulasi kalau Indonesia masuk (TPP). Belum dikalkulasi sudah dibilang rugi, pasar kita akan dikuasai mereka. Produk mereka kan yang kita nggak produksi," ujar Jokowi.

Hal ini disampaikan Jokowi saat membuka Forum Rektor Indonesia 2016 di Universitas Negeri Yogyakarta, Jumat (29/1/2016) malam.

Jokowi mengakui adanya pro kontra atas langkah yang diambilnya. Namun, baginya yang terpenting adalah kalkulasi.

"Waktu ketemu Obama saya sampaikan Indonesia bermaksud akan gabung dengan TPP. Itu saja di dalam negeri sudah ramai kayak gitu. Padahal baru bermaksud akan, belum memutuskan," tuturnya.

Keputusan, kata Jokowi, sebaiknya bisa diambil cepat. Apalagi di saat seperti sekarang ini di mana persaingan menjadi begitu ketat. Produktivitas etos kerja, daya saing, dan efisiensi harus menggantikan pola dan tradisi lama.

"Begitu salah memutuskan, kita tidak masuk di produktivitas, etos kerja, daya saing, kita bisa jadi pecundang! Dan Sulit menangkap kompetisi itu," urainya.

"(TPP) Ini harus diputuskan. Kalau ya, apa yang harus kita perbaiki, kalau tidak apa yang harus kita perbaiki. Dua-duanya ada resikonya," kata Jokowi.

Begitu cepatnya perubahan juga menjadi perhatian Jokowi. Dia berharap semua pihak menyadari bahwa saat ini sudah memasuki era persaingan yang sebenarnya.

Seperti saat krisis Yunani dan disusul krisis mata uang Yuan, kemudian kenaikan suku bunga The Fed. Tak hanya itu saat Indonesia menurunkan BI Rate, tiba-tiba harga minya dunia anjlog di bawah 30 USD per barel.

"Ini cepat sekali terjadi. Kalau mentalitas kita masih senang subsidi, dimanjakan dengan hal-hal yang mengenakan, bahaya sekali dalam era persaingan," ulasnya. 


(sip/jor)
detikcom

0 komentar:

Posting Komentar