Minggu, 14 Februari 2016

Seisi Ruangan Terkejut, Melihat SMS Anak Remaja Sekarang Dengan Handpon Terbalik!!


Catatan penting bagi para orang tua dan guru, dari seminarnya Bunda Elly Risman, dari Yayasan Buah Hati.
Seks & Perilaku Pelajar Zaman Sekarang
Sebelum Anda membaca renungan kali ini, sebaiknya saya mengingatkan:
Warning: Bumpy Road Ahead!
Awas : Jalan bergelombang di depan !
Tulisan yang akan Anda baca di bawah ini mungkin tidak akan mudah diterima oleh hati karena isinya yang mengejutkan sekaligus menyedihkan.

Saya (yang menshare kisah ini-red) mendapatkannya dari seorang kawan yang mengikuti seminar dengan pembicara Ibu Elly Risman, M.Psi dari Yayasan Buah Hati.
Meskipun cukup panjang, tapi isinya perlu diketahui oleh semua orang tua yang peduli pada anak-anaknya, agar kita semua aware akan apa yang terjadi di sekitar kita.
Dan selanjutnya, kita bisa mengambil langkah preventif agar kejadian yang sama tidak menimpa buah hati kita tercinta.
Kuatkan hati Anda dan silakan menyimak catatan dan sharing yang berharga dari kawan saya:
=============================================
Dari Seminar 30 Oktober 2010 di Kemang Village, Jakarta.
Pembicara: Elly Risman, M.Psi (Yayasan Buah Hati)
Inilah isi Sharing kisah dari salah satu peserta seminar tersebut:
Seminar dibuka dengan layar presentasi yang menayangkan contoh SMS anak sekarang dengan bahasa membingungkan yang kini disebut bahasa ‘alay.
Mungkin Anda berpikir, alaaah…SMS alay kan bisa dibaca, meskipun bikin mata dan otak kerja keras dulu untuk tahu maksudnya. But NO! Tidak satu pun dalam ruangan itu yang bisa membaca SMS di layar.
Ternyata SMS itu harus dibaca harus dengan posisi HP terbalik (bagian atas HP menjadi bagian bawah)!
Dan –siap-siap kaget-- isinya adalah:
”Hai, sayang, aku kangen nih. Udah lama kita GA ML (Making Love, alias bersetubuh-red), Yuk, mumpung bonyok lagi pergi, yuk kita ketemuan...”
Seisi ruangan seminar langsung heboh.
Pembicara pun menjelaskan, “SMS sayang-sayangan anak sekarang sudah bukan lagi ‘I love you’ atau ‘I miss you’, tapi ‘Udah lama GA ML (making love-Red)’.
Ini baru awal seminar, tapi mata semua peserta sudah melotot lebar.
Selanjutnya, pembicara menegaskan bahwa anak-anak kita hidup di era digital. Banyak isi media elektronik dan cetak yang bisa diakses anak-anak, namun sebenarnya mengandung unsur pornografi.
Pornografi bisa ‘mendatangi’ anak-anak kita melalui games, internet, ponsel, TV, DVD, komik maupun majalah:
• Games. Berdasarkan penelitian, games pada abad ke-21 menampilkan gambar yang lebih realistis, pemain bisa memilih karakter apa saja yang tak ada di dunia nyata. Games juga menuntut keterampilan lebih kompleks dan kecekatan lebih tinggi. Ini semua memberikan tingkat kepuasan dan kecanduan yang lebih besar.
Catatan dari pembicara:
Super hati-hati dengan games anak-anak Anda!
a. Ada games action yang berisi permainan tembak-tembakan ..

0 komentar:

Posting Komentar