Jakarta - Grab tak henti-hentinya membombardir pelanggannya dengan tarif diskon. Mau sampai kapan Grab akan menghamburkan dana investasi untuk memanjakan konsumennya?
Ditanya soal itu, Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyangkal pihaknya tengah 'bakar duit'. Bahkan ia menegaskan bahwa di Grab tidak mengenal istilah tersebut.
Menurutnya, dalam industri apapun, strategi marketing dan investasi sangat dibutuhkan. Apa yang dilakukan selama ini lebih mengarah kepada dua strategi tadi.
"Kami sangat care dengan profitability. Semua kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan uang, baik bagi Grab sendiri maupun mitra pengemudi. Semua itu akan memberikan value pada konsumen," papar Ridzki saat ditemui usai peluncuran GrabPay Credit di Jakarta, Selasa (29/11/2016).
Terkait subsidi yang diberikan kepada pelanggan, Ridzki menolak mengomentari. "Itu terlalu spesifik, saya nggak bisa jawab," katanya.
Di lain kesempatan, pendiri sekaligus CEO Bukalapak Achmad Zaky mengomentari banyaknya startup 'membakar duit' untuk mengaet konsumennya. Hal ini dinilainya sah-sah saja.
Menurutnya setiap startup punya gaya masing-masing dalam membesarkan diri. Bagi mereka yang memiliki dana berlimpah dan tak mau kehilangan momentum, mungkin salah satu cara yang dilakukan dengan cara menghamburkan uang sebagai gimmick untuk promosi.
"Jika mereka tidak agresif, ditakutkan akan tersalip oleh kompetitor. It's okay dengan membakar duit, selama modalnya besar," ujar Zaky.
Lebih lanjut Zaky mengatakan tujuan startup 'membakar duit' ini bukan tanpa tujuan. Sejatinya lebih pada investasi yang diharapkan akan membawa keuntungan di masa depan.
Namun demikian, ia mewanti-wanti tidak semua startup harus melakukan ini. Apalagi mereka yang memiliki keuangan pas-pasan. Jadi semua harus dilakukan dengan perhitungan matang.
(afr/rou)
detik